ᴄᴀʀɪ ᴅɪꜱɪɴɪ

Monday, October 28, 2024

ACEH, UPACARA ADAT MEUGANG

   Kota Banda Aceh atau dijuluki Kota Serambi Mekkah memiliki tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini. Salah satunya meugang, tradisi yang dilakukan masyarakat Aceh menyambut Ramadhan dan Hari Raya Idul Adha.




Sejarah Tradisi Meugang

   Dilansir dari Journal of Communication Studies berjudul Tradisi Meugang Aceh dalam Kajian Komunikasi Islam oleh Teuku Faizin, meugang merupakan tradisi memotong hewan kurban dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, serta menyambut bulan suci Ramadhan.

   Tradisi meugang yang dilaksanakan sekarang adalah pada saat H-1 atau H-2 Ramadhan, serta H-1 dan H-2 Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Pelaksanaan meugang di Aceh biasanya dilakukan dengan memotong hewan seperti sapi, kerbau, atau kambing.

   Mengutip dari laman resmi Warisan Budaya Kemdikbud, sejarah tradisi meugang di Aceh sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi meugang dimulai sejak masa Kerajaan Aceh pada 1607-1636 M.

   Kala itu Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah yang banyak kemudian membagikan dagingnya secara gratis kepada seluruh rakyatnya. Hal tersebut sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada rakyatnya.

   Tradisi ini juga dimanfaatkan oleh pahlawan Aceh dalam bergerilya, di mana daging sapi dan kambing diawetkan untuk perbekalan. Saat Belanda berhasil menaklukkan Kerajaan Aceh pada tahun 1873, tradisi ini tidak dilaksanakan lagi oleh raja.

   Namun, tradisi meugang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh, maka dalam kondisi apapun tradisi ini masih tetap dilaksanakan hingga saat ini.

Tujuan Tradisi Meugang

    Dikutip dari laman resmi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, pada awalnya meugang itu dilakukan pada masa Kerajaan Aceh. Sultan memotong hewan dalam jumlah banyak dan membagikan dagingnya secara gratis sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada rakyat dan juga merayakan datangnya bulan suci Ramadhan.

    Setelah Belanda berhasil mengalahkan Kerajaan Aceh, masyarakat Aceh berinisiatif melakukan pemotongan sapi untuk memeriahkan meugang. Hingga kini, tradisi meugang masih mengakar kuat di tengah masyarakat Aceh.

Makna Tradisi Meugang

    Merujuk dari laman resmi Sekretariat Majelis Adat Aceh, tradisi meugang mengandung nilai religius dengan bersedekah atau saling berbagi dengan sesama masyarakat yang memiliki kemampuan lebih kepada masyarakat kurang mampu.

   Tradisi ini juga memupuk nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Bagi masyarakat Aceh, tradisi ini juga sebagai bentuk solidaritas sekaligus menanamkan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong.


Sumber : https://www.detik.com/sumut

Blog ke 23

No comments:

Post a Comment

Vlog ke 11 Suku Jawa

  Hallo teman teman 👋🏻👋🏻 Divideo kali ini kami membahas tentang kota Jakarta dulunya bernama Batavia. Yuk simak video nyaa🤗🤗 Anggota k...