ᴄᴀʀɪ ᴅɪꜱɪɴɪ

Monday, October 28, 2024

AWUG MAKANAN KHAS BANDUNG

    Awug adalah makanan tradisional khas bandung yang terbuat dari tepung beras, kelapa, aroma daun pandan dan gula merah yang dikukus didalam aseupan (kukusan berbentuk lancip untuk membuat tumpeng).



   Menurut sejarahnya, Awug sudah akrab di kenal oleh masyarakat Sunda sejak tahun 1940-an, lho. Konon, pada saat itu, jajanan ini kerap kali dijadikan sebagai menu sarapan oleh para pejabat kerajaan. 

    Mulanya, masyarakat bahan dasar Awug terbuat dari tepung gaplek yang terbuat dari singkong. namun sejak tahun 1970-an masyarakat mulai jarang menggunakan gaplek dan beralih menggunakan tepung beras sebagai bahan dasar beberapa kue tradisional.

    Sekilas, Awug terlihat sama dengan Kue Putu. Meski sama-sama berbahan dasar tepung beras dengan isian gula merah, perbedaan dari Putu dan Awug terletak pada proses pembuatannya. Awug menggunakan aseupan, sedangkan Putu menggunakan bambu. 

    Konon sejarahnya awug adalah jajanan khas Sunda yang berasal dari wilayah pedalaman. Makanan ini biasanya dibuat oleh masyarakat lokal saat panen usai. Ajang Muhidin, mengisahkan pengalaman dirinya saat dulu memperhatikan neneknya membuat awug di kampungnya, Cicalengka. Ia lalu menirunya dan berhasil membuat awug enak yang sama. Kemudian, ia mencoba peruntungannya dengan menjajakan awug di Bandung. Saat itu tahun 1978, dan belum ada yang menjual awug di sekitaran bandung.

   Dengan menggunakan gerobak, Ajang berkeliling menjual awug hangat buatannya di sekitar kawasan pasar Cicadas. Banyak pedagang pasar di sana yang menyukai awug Ajang. Ajang cukup selektif dalam memilih bahan baku. Bahan baku yang dipilih (terutama beras) harus yang berkualitas. 

   Proses pembuatan awug sendiri cukup panjang. Beras direndam selama 24 jam. Kemudian, digiling hingga halus menjadi tepung. Lalu, dikukus setengah matang dan didiamkan selama tujuh jam. Setelah itu, dikukus kembali bersama gula merah dengan menggunakan kukusan atau aseupan. Setelah matang, awug disajikan hangat dengan parutan kelapa. Dengan adanya respon positif, Ajang lalu membuka kios di daerah Cibeunying pada tahun 1980.

   Meskipun bentuknya sederhana, namun saat dirasakan dimulut akan merasa ketagihan terutama bagi penggemar makanan tradisional khas indonesia. awug ini akan terasa nikmat apabila dikonsumsi hangat sore atau malam hari sebagai makanan yang ringan / cukup berat karena sudah mengandung karbohidrat.


Sumber : https://infogarut.id/


Blog ke 30

No comments:

Post a Comment

Vlog ke 11 Suku Jawa

  Hallo teman teman 👋🏻👋🏻 Divideo kali ini kami membahas tentang kota Jakarta dulunya bernama Batavia. Yuk simak video nyaa🤗🤗 Anggota k...