Hallo teman teman 👋🏻👋🏻
Divideo kali ini kami membahas tentang kota Jakarta dulunya bernama Batavia. Yuk simak video nyaa🤗🤗
Anggota kelompok
1. Farras Nur sabrina
2. Lia Amika
3. Neisya Mariana Ulfa
IX - A (9A) Faras, Lia, Neisya ℎ𝑎𝑙𝑙𝑜 𝑠𝑜𝑏𝑎𝑡 𝑓𝑎𝑙𝑖𝑠𝑦𝑎 𝑑𝑖 𝑏𝑙𝑜𝑔 𝑖𝑛𝑖 𝑘𝑎𝑚𝑖 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎ℎ𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑟𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎
Hallo teman teman 👋🏻👋🏻
Divideo kali ini kami membahas tentang kota Jakarta dulunya bernama Batavia. Yuk simak video nyaa🤗🤗
Anggota kelompok
1. Farras Nur sabrina
2. Lia Amika
3. Neisya Mariana Ulfa
Hallo teman teman 👋🏻👋🏻
Divideo kali ini kami membahas tentang Makanan Khas Palembang Yaitu Pempek. Yuk simak video nyaa🤗🤗
Anggota kelompok
1. Farras Nur sabrina
2. Lia Amika
3. Neisya Mariana Ulfa
Hallo teman teman 👋🏻👋🏻
Divideo kali ini kami membahas tentang Makanan Khas Sumatera Barat yaitu Rendang. Yuk simak video nyaa🤗🤗
Anggota kelompok
1. Farras Nur sabrina
2. Lia Amika
3. Neisya Mariana Ulfa
Hallo teman teman 👋🏻👋🏻
Divideo kali ini kami membahas tentang Kerajaan Majapahit. Yuk simak video nyaa🤗🤗
Anggota kelompok
1. Farras Nur sabrina
2. Lia Amika
3. Neisya Mariana Ulfa
Hallo teman teman 👋🏻👋🏻
Divideo kali ini kami membahas tentang Suku Sunda . Yuk simak video nyaa🤗🤗
Anggota kelompok
1. Farras Nur sabrina
2. Lia Amika
3. Neisya Mariana Ulfa
Batik Mega Mendung adalah jenis motif terkenal batik khas Indonesia. Penggambaran mega mendung menunjukkan akulturasi antar budaya dan ornamentasi Tiongkok.
Motif Batik Mega Mendung berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai sejarah hingga filosofi jenis batik yang satu ini.
Sejarah Batik Mega Mendung
Dikutip dari ebook bertajuk Cakrawala Indonesia Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing Tingkat Mahir oleh Prayitno Tri Laksono, dkk, sejarah adanya motif batik Mega Mendung ini, berawal dari kedatangan bangsa Cina ke Cirebon. Diceritakan, Sunan Gunung Jati juga menikahi seorang putri dari Tiongkok bernama Putri Ong Tien.
Kedatangan Cina turut menambah wawasan masyarakat pribumi, serta menularkan berbagai kesenian dari negeri Tiongkok tersebut. Mulai dari pembuatan piring, porselen, keramik, hingga pembuatan motif kain sutra dari zaman Dinasti Ming dan Ching.
Cara penggambaran motif batik di tanah Jawa juga bersanding dengan pola geometris elemen-elemen dari Cina. Kemudian di tangan para perajin batik Cirebon, mereka membuat motif awan itu dalam wujud kain batik yang sekarang dikenal sebagai motif Mega Mendung.
Maka tak heran, jika dilihat dari permotifan dan lukis batik Jawa terdapat jejak simbol-simbol budaya Tionghoa. Misalnya yang menggambarkan bentuk-bentuk naga (liong), banji, hingga citra burung hong (phoenix).
Filosofi Motif Batik Mega Mendung
Dilansir dari ebook Kode-kode Nusantara karya Hokky Situngkir, Mega Mendung menggambarkan awan-awan tebal di cuaca yang mendung.
Dalam hal ini, motif batik Mega Mendung melambangkan pemberian harapan akan turunnya hujan yang penting untuk menyuburkan pertanian.
Sementara dalam budaya Cina, motif awan bermakna nirwana sebagai dunia yang sangat besar, abadi, bebas. Selain itu, motif awan juga bermakna konsep ketuhanan.
Senada, awan juga direpresentasikan oleh kaum Sufi (orang-orang yang mendalami ilmu tasawuf) sebagai konsep luas dan bebas.
Melukis Mega Mendung klasik memberikan kesan adanya pengulangan pola-pola yang serupa (seolah tak peduli pada skalanya). Pada bentuk pola awan yang besar juga tergambar pola serupa lengkung awan yang lebih kecil.
Jadi secara keseluruhan, motif ini menggambarkan awan yang berarak tebal. Di mana, pola penempatan awan-awan dalam lukisan Mega Mendung bisa dijadikan sebagai fungsi transformasi dua dimensi.
Nah, itu tadi informasi seputar sejarah batik Mega Mendung khas Cirebon lengkap dengan makna dan filosofinya.
Sumber : https://www.detik.com/jabar/budaya/d-6943931/mengenal-batik-mega-mendung-sejarah-filosofi-dan-asal-daerahnya/amp
Blog Ke 35
Suku Sasak adalah kelompok etnis yang tinggal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Mereka dikenal dengan budaya dan tradisi yang kaya, sebagian besar dipengaruhi oleh Islam dan tradisi lokal Wetu Telu. Sebagian besar masyarakat Sasak menganut agama Islam, tetapi masih ada kelompok yang mempertahankan kepercayaan tradisional Wetu Telu, yang memiliki praktik ibadah yang berbeda. Rumah tradisional mereka, yang disebut "bale," memiliki ciri khas arsitektur dengan atap curam dan dinding dari bambu serta tanah liat. Ini menciptakan desain yang fungsional dan sesuai dengan iklim lokal.
Budaya Sasak kaya akan seni dan tradisi. Salah satu festival yang paling terkenal adalah Bau Nyale, di mana masyarakat menangkap nyale, sejenis cacing laut, sebagai bagian dari perayaan dan ritual kesuburan. Festival ini biasanya dilakukan setiap tahun pada bulan Februari atau Maret. Selain itu, mereka juga mengadakan upacara Rebo Bontong untuk menghindari bencana dan penyakit, serta Bebubus Batu yang merupakan upacara permohonan berkah.
Suku Sasak juga terkenal dengan kerajinan tangan mereka, termasuk tenun dan pembuatan perhiasan. Kain tenun tradisional mereka sering digunakan dalam upacara dan sebagai pakaian sehari-hari. Keterampilan ini diwariskan dari generasi ke generasi dan menunjukkan identitas budaya mereka yang kuat. Selain itu, musik tradisional seperti "cepung" juga menjadi bagian penting dari kehidupan sosial mereka, sering dimainkan dalam berbagai upacara.
Masyarakat Sasak memiliki sistem sosial yang kuat, di mana keluarga dan komunitas memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Mereka menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan saling membantu, yang terlihat dalam kegiatan sosial dan upacara adat. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya Sasak tidak hanya terfokus pada individu tetapi juga pada kolektivitas sebagai bagian dari masyarakat yang harmonis.
Sumber :
- [Exploring Indonesia - Tradisi Suku Sasak](https://www.exploringindonesia.com/mengenal-tradisi-suku-sasak-rumah-adat-bahasa-hingga-sejarahnya)
- [Adat Nusantara - Suku Sasak](https://www.adatnusantara.web.id/suku-sasak-dari-lombok-ntb-artikel-lengkap)
Blog ke 34
Hallo teman teman 👋🏻👋🏻 Divideo kali ini kami membahas tentang kota Jakarta dulunya bernama Batavia. Yuk simak video nyaa🤗🤗 Anggota k...